Jumat, 06 Mei 2011

" Mau Tekun dan Kreatif ? "


*Tekun

Susi Susanti juara All England empat kali, peraih emas pertama Indonesia di
Olimpiade. Ia berlatih bulu tangkis 6 hari per minggu, dari jam tujuh pagi
sampai jam sebelas siang, disambung lagi jam tiga sore sampai jam tujuh
malam. Rutinitas ini dia lakukan bertahun-tahun!

Curtis Strange, juara golf, melatih diri dengan memukul 2.000 bola golf
setiap hari sebagai persiapan tour. Sidney Sheldon, seorang novelis besar,
melatih diri dengan menulis 50 halaman setiap hari. Bintang basket, Michael
Jordan, melakukan bidikan sambil melompat ratusan kali setiap harinya, tanpa
kecuali. Jim Carrey, bintang film yang meminta bayaran 20 juta dolar untuk
setiap peran yang dia mainkan di  film,  ketika  masih  remaja,  ia habiskan
waktu berjam-jam setiap harinya berlatih di depan cermin.
Orang-orang besar itu adalah orang-orang tekun. Tekun berarti melakukan
aktivitas tertentu dalam jangka waktu yang lama. Anthony Robbins mengatakan,
“Repetition is the mother of skills.”

Persoalannya: mengapa orang bisa tekun? Mari disimak sejarah amat singkat
Thomas Alva Edison. Ia memiliki 1.093 hak paten dan pendiri General
Electric. Suatu saat ia mengatakan, ”Genius adalah 1% inspirasi dan 99%
keringat.” Untuk menemukan lampu pijar, ia telah gagal 10.000 kali. Kita
mungkin berkomentar,”Sungguh ia pekerja keras.”  Tapi apa kata Edison? Ia
mengatakan, ”Saya tidak pernah bekerja sehari pun dalam hidup saya, semua
adalah keasyikan.” Jadi ia bisa tekun karena ia asyik, fun, enjoy dengan
semua aktivitas yang dia.

Untuk menyusun buku laris The Millioner Next Door dan Millioner Mind,
Stanley membutukan waktu 20 tahun, dari tahun 1980 sampai tahun 2000.
Bertahun-tahun ia mengumpulkan data, wawancara, laporan riset, dan survei.
Ia mengatakan, “Tampaknya seperti banyak pekerjaan untuk waktu yang lama,
tetapi saya menyukai pekerjaan saya, dan saya tidak pernah merasa bosan.”

*Kreatif

Maaf, banyak supir becak, bertahun-tahun tetap menjadi supir becak. Tetapi
ada seorang supir becak di daerah Cirebon yang kemudian menjadi produsen
becak mini. Mengapa yang satu jadi pengusaha becak, yang lain tetap menjadi
supir becak?
Tekun tanpa kreativitas tidak akan menelorkan ide-ide baru. Tanpa ide-ide
baru mustahil menghasilkan metode, produk, atau jasa inovatif. Tanpa metode,
produk, atau jasa inovatif orang sulit maju.

Schwart  mengatakan, “Banyak orang yang ambisius melaksanakan hidupnya
dengan tekun, namun mereka pada akhirnya kekalahan yang mereka dapatkan,
karena mereka tidak mengadakan eksperimen dengan cara-cara atau
pendekatan-pendekatan yang baru.”
Mengapa orang yang satu tekun bisa kreatif sedangkan yang lainnya yang juga
tekun tidak mampu mengembangkan kreativitasnya? Tentu ada banyak alternatif
jawaban atas pertanyaan ini. Orang yang tekun tetapi tidak mampu
mengembangkan kreativitasnya kemungkinkan besar karena ketekunannya tersebut
karena faktor keterpaksaan, dan tidak bisa mengubah keterpaksanaan tersebut
menjadi suatu bentuk cinta. Sedangkan yang lain bisa tekun dan kreatif,
karena ketekunannya tersebut dilandasi rasa cintanya terhadap aktivitasnya.

Stanley mengatakan,”Ingat, bila Anda menyukai apa yang Anda lakukan,
produktivitas Anda akan tinggi dan bentuk jenius kreatif spesifik  akan
muncul. Orang kreatif cenderung mencintai usaha atau pekerjaan mereka, dan
hal ini adalah salah satu alasan utama mereka sukses dalam hidup. Kecerdasan
kreatif adalah komponen utama mengenai kecerdasan sukses.”

Mengenai kaitan mencintai aktivitas usaha dengan kreativitas juga
dikemukakan oleh Peter Milwood. Dia mengatakan,”Orang-orang Inggeris
mempunyai semangat amatir, yakni mencintai apa yang dikerjakan. Semangat ini
memungkinkan timbulnya konsep yang sama sekali baru (kreatif). Tatkala
melihat ketel teh yang melambung-lambung, James Watt menemukan gagasan
menggunakan uap sebagai tenaga penggerak. Alexander Fleming setelah melihat
kekuatan anti-bakteri dari jamur, memikirkan kemungkinannya untuk
menggunakannya sebagai obat. Ini adalah contoh hasil semangat amatir.”

Toshio Ikeda, bapak Komputer di Fujitsu, mengatakan, “Kembali pada waktu
itu, tak seorang pun diantara kami yang berpikir kemungkinan komputer diubah
menjadi bisnis atau tentang peran komputer dalam industri. Pada waktu itu,
dari waktu ke waktu, kami hanya menikmati kesenangan semata-mata dan
bersifat kekanak-kanakan dalam mencari gagasan terbaik dan entah bagaimana
membuat mesin terbaik sedapat mungkin.”

*Kesimpulan

Agar kita bisa tekun dan kreatif, salah satu caranya sebaiknya kita
mencintai aktivitas yang kita lakukan.


Artikel diambil dari milis TDA
tangandiatas@yahoogroups.com
yang dikirim oleh: 
Muh Musrofi mmrofi@gmail.com
www.potensipreneur.com